Parameter Kualitas Air di Indonesia
Pemandangan Sungai Citarum, Kabupaten Bandung Barat (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Sungai telah menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia sejak awal era pemukiman 10.000 tahun yang lalu di Jericho. Sistem sosio-ekonom berubah dari nomaden menjadi menetap. Air sungai mendukung perkembangan domestikasi hewan dan pertanian yang berimplikasi positif terhadap kemajuan kota. Peradaban kuno yang maju berada di sekitar sungai seperti Mohenjo-daro di lembah Sungai Indus, Mesopotamia di Sungai Tigris-Eufrat, dan Mesir kuno di Sungai Nil. Mereka mampu membuat sistem irigasi yang mumpuni demi mencukupi kehidupan sehari-hari.
Kemampuan masyarakat memanfaatkan air sungai berlanjut hingga zaman modern ini. Dengan perkembangan teknologi yang pesat hingga 2 kali setiap 18 bulan, pengelolaan air kian masif. Rumah tangga dan industri bersinggungan erat dengan air sungai baik sebagai input maupun output. Masyarakat dapat memperoleh air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, air minum, hingga proses utilitas industri. Namun hubungan dua arah antara masyarakat dan air sungai kini menjadi isu lingkungan yang sering menjadi topik di berbagai media massa.
Media massa seringkali memberitakan terkait pencemaran air sungai di Indonesia
Mengatasi isu pencemaran ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuat program Online Monitoring Kualitas Air Sungai di Indonesia (Onlimo) dimulai dari tahun 2015 hingga saat ini dengan total 87 stasiun. Pada kesempatan sesi Smart Monitorin System for Waste Management, Integrated Technology Hybrid Event 2021, di Surabaya, Direktur Pengendalian Pencemaran Air KLHK Lukmi Purwandani menitikberatkan pentingnya informasi terkait parameter air sungai di Indonesia secara real-time sebagai early warning system pencemaran air.
Lantas parameter instrinsik apa saja yang dipantau oleh stasiun Onlimo ?
pH
pH dengan rentang nilai 0-14 menunjukkan seberapa asam/basa suatu cairan. Semakin kecil nilai pH berarti air semakin asam sedangkan semakin besar nilai pH air dikatakan basa. Rentang nilai pH air sungai antara 6 – 8. Apabila nilainya di luar rentang tersebut dapat mengakibatkan turunnya kemampuan bertahan hidup ikan, pipa berkarat, dan apabila nilainya ekstrem (<2 atau >13) bisa menyebabkan iritasi pada kulit manusia.
DO
Dissolved Oxygen (DO) merupakan jumlah oksigen terlarut dalam air. Oksigen dalam air sama pentingnya bagi organisme daratan yang mengambil oksigen dari udara. Organisme akuatik memerlukan oksigen untuk bertahan hidup. Nilai DO yang sangat kecil (hypoxia) atau bahkan tidak ada (anoxia) terjadi ketika material organik berlimpah seperti blooming alga. Keadaan ini dapat menyebabkan ikan cacat dan mati. Apabila nilai DO dibawah 3mg/L perlu diawasi dan dibawah 1mg/L dikategorikan sebagai hypoxia.
Suhu
Suhu berpengaruh signifikan secara kimiawi dan biologis. Dari segi biologis, ikan, serangga, plankton dan lainnya memiliki rentang suhu untuk bertahan hidup. Apabila suhu diluar rentang dapat menurunkan spesies yang ada di air sungai. Suhu berefek langsung terhadap kecepatan metabolisme organisme akuatik yang apabila terjadi perubahan secara tiba-tiba, menyebabkan organisme stres hingga mati. Dari segi kimiawi, suhu mempengaruhi parameter lain yakni DO, konduktivitas, salinitas, ORP, pH, dan densitas.
COD
Chemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi material organik dan inorganik di dalam air. COD menjadi tolak ukur kualitas air berkaitan dengan polusi organik yang berasal dari manusia, industri dan hewan.
BOD
Biological Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh mikroorganisme ketika menguraikan material organik. BOD yang tinggi dapat menyebabkan kematian spesies di dalam sungai
TDS
Total Dissolved Solids merupakan jumlah konsentrasi material organik dan anorganik seperti logam, garam dan mineral yang terlarut dalam air. material TDS bersumber dari alam melalui proses aliran air yang mengikis batuan/tanah sepanjang aliran sungai hingga pembuangan rumah tangga. Konsentrasi TDS yang terlalu tinggi atau rendah dapat membatasi pertumbuhan hingga membunuh organisme dalam air
TSS
Total Suspended Solids adalah partikel dalam air yang berukuran lebih dari 2 mikro. Komponen penyusunnya hampir sama dengan TDS dengan ukuran lebih besar. Konsentrasi TSS yang tinggi mengurangi DO dan meningkatkan suhu yang berefek pada kehidupan akuatik.
Turbidity
Turbidity adalah ukuran optik yang menunjukkan seberapa keruh suatu air. Turbidity dilandaskan pada jumlah cahaya tersebar oleh partikel dalam air. Intensitas cahaya berkorelasi dengan jumlah padatan yang tersedia. Nilai turbidity yang tinggi berefek pada kurangnya cahaya yang masuk sehingga menggangu fotosintesis, kualitas habitat dan nilai estetika.
Nitrat
Nitrat adalah salah satu parameter ion penting untuk dicermati. Nilai nitrat berlebih berdampak langsung kepada parameter lain seperti DO. Kadar nitrat yang tinggi memicu fenomena eutrofikasi yakni berlimpahnya nutrisi. Beberapa organisme diuntungkan oleh nutrisi ini seperti alga. Ledakan alga ini mengurangi oksigen secara signifikan sehingga organisme akuatik lain tidak dapat bertahan hidup.
Amonia
Amonia merupakan parameter ion yang dapat menjadi indikator langsung kadar toksisitas air. Amonia yang tinggi dapat menyebabkan organisme akuatik kesulitan dalam proses eksresi racun.